Bincang Pramoedya Ananta Toer, DEMA IAI AMC hadirkan Soesilo Toer Sebagai Pembicara.




Cepu, Judications Journey- Dalam rangka puncak acara Lomba Esai Nasional yang telah digelar sebelumnya, DEMA IAI Al Muhammad Cepu mengadakan seminar literasi nasional  bertajuk "Jejak Langkah Pram, Di Bumi Manusia" pada Kamis, (08/06) di Hotel Dian Edu Cepu. 

Agenda seminar diadakan bebarengan dengan penyerahan hadiah Lomba Esai Nasional serta penyerahan naskah esai yang telah dibukukan. 

Seminar yang dibuka oleh Wakil Rektor III,

Drs.H. Slamet Mamiek, MM, M.Pd itu juga dihadiri oleh jajaran Forkopimcam Cepu dan jajaran Rektor serta dosen IAI Al Muhammad Cepu. 

Soesilo Toer, Adik kandung Pramoedya Ananta Toer dihadirkan untuk menjadi narasumber dalam seminar. Tak hanya itu, Dimas Ridho Wahyu S.Pd. sebagai Vice President 

Literatour Indonesia (Platform Pendidikan dan Literasi)  yang hadir sebagai narasumber juga turut menambah antusiasme peserta seminar. 

Ratusan peserta  yang terlibat  mengikuti seminar berasal dari jajaran dosen IAI Al Muhammad Cepu, serta jajaran mahasiswa yang berasal dari kampus IAI Al Muhammad Cepu, kampus Blora dan kampus Bojonegoro. 

Dimas Ridho Wahyu, menerangkan kondisi literasi di Kabupaten Blora. "Menurut berbagai media, Literasi dan Numerasi di Blora masih  rendah, hal ini menjadi tugas kita bersama sebagai mahasiswa untuk terus melestarikan budaya literasi dan numerasi di Kabupaten Blora apalagi melihat Blora memiliki tokoh literasi yaitu Pramoedya Ananta Toer.". Terangnya. 

Vice President Literatour Indonesia itu memaparkan materi alasan mengapa masih rendahnya Literasi dan Numerasi di Blora dan menyampaikan strategi yang bisa diterapkan untuk menyikapi hal tersebut. Ia juga mengapresiasi Panitia atas upayanya dalam menghidupkan kembali budaya literasi. 

"Saya melihat di akun media sosial DEMA, kemarin sempat membuat kegiatan bedah buku. Hal tersebut patut di apresiasi karena berangkat dari kegiatan seperti itu, walau masih dalam skala kecil bisa meningkatkan dan membantu Blora dalam Ranah Literasi." Imbuhnya. 

Saat seminar berlangsung, Tim dari Literatour Indonesia membagikan buku secara gratis kepada mahasiswa yang aktif menjawab pertanyaan. 

Mbah Soes menceritakan, Pram merupakan tokoh literasi  dari Blora yang karyanya mendunia. "Kakak saya menulis sejak umur 15 tahun, dan hampir separuh hidupnya dihabiskan di dalam penjara atas tuduhan dirinya terlibat dalam G30SPKI. Namun, pada tahun 1979 Kakak saya mendapat surat pembebasan secara hukum tidak bersalah dan tidak terlibat dalam G30SPKI." Paparya. 

"Karena kakak saya suka kebebasan, Ia tetap aktif menulis walau mendekam dalam jeruji besi. Salah satu karyanya yang sangat terkenal yaitu Tetralogi  Buru. Walaupun pada masa orde baru sempat tidak boleh beredar, namun sebelum Itu sudah banyak terbit di Luar Negeri. Saat ini, Tetralogi Buru sudah diterjemahkan lebih dari 42 bahasa asing. " Ungkapnya. 

Mbah Soes juga menceritakan jejak langkah Pramoedya yang  sejak kecil sudah bekerja merantau ke Jakarta hingga dipenjara dan bebas. Kehidupan dan prinsip Pramoedya yang diajarkan juga Ia Sampaikan ketika Seminar berlangsung, salah satu prinsipnya yang masih diingat yaitu Pram yang suka kebebasan. 

" Kebebasan adalah mutlak, dan agam adalah sandaran hidup", jelas Mbah Soes. 

Seminar ditutup dengan sesi penyerahan sertifikat narasumber dilanjutkan dengan sesi foto bersama oleh perwakilan panitia dan peserta.

Komentar